CTC KGPM BLOG'S

Selamat Datang di Blog CTC KGPM

Saturday, July 14, 2012

CTC LANTIK PASUKAN BARU di LOPANA 
(Sebuah Catatan dari CTC KGPM)
 Oleh : Kalfein Wuisan 

Gedung gereja KGPM Sidang ‘Kalvari’ Lopana Amurang pada hari minggu 13/05/12 gempar , pasalnya pada hari itu terjadi peristiwa yang tak biasa. Mengakibatkan tempat duduk dalam gereja penuh oleh karena kedatangan berapa puluh orang yang tak dikenal karena bukan jemaat setempat. Seorang jemaat pun harus sibuk mengambil kursi dari tempat lain untuk memberikan tempat duduk bagi beberapa orang asing yang masih belum mendapatkan tempat duduk di dalam gereja. Peristiwa yang tak lazim di jemaat Lopana ini terjadi karena hadirnya Congregational Theater Center (CTC) of KGPM berserta pasukan baru alias anggota baru untuk datang beribadah bersama jemaat. Sekaligus juga dirangkaikan dalam ibadah tersebut pelantikan untuk anggota baru yang telah lolos pelatihan dasar IV berjumlah 25 orang. Pelantikan CTC di sidang Lopana tersebut dihadiri oleh 35 anggota CTC dan 6 orang jemaat setempat serta juga perwakilan undangan dari jaringan Mawale Movement yaitu Fredy Wowor, SS selaku seniman Minahasa. Dalam ibadah tersebut Director CTC diminta memberikan sambutan dan dalam sambutannya disampaikan pesan kerinduan dan ucapan terima kasih kepada Jemaat Lopana yang telah menerima CTC melaksanakan pelantikan anggota barunya. Seusai ibadah, ceremony pelantikan anggota baru dilanjutkan di rumah keluarga salah satu anggota CTC yang dijadikan tempat penginapan di sekitar pantai Lopana Amurang. Kelanjutan acara pelantikan berlangsung unik dan ramai karena diisi dengan atraksi dari anggota CTC yang lama dan baru. Namun sebelum acara unik tersebut Fredy Wowor selaku undangan yang hadir diminta memberikan sambutan terkait pelantikan tersebut. “Kegiatan pelantikan sebenarnya hanya bisa mengukur status anggota secara organisasi tetapi keseriusan dan memilih untuk bertahan dalam dunia seni sebagai ruang pelayanan adalah pilihan yang utama. Kehadiran anggota baru di CTC memberikan nuansa dan semangat baru di lingkungan pelayanan KGPM secara khusus dan dunia seni pada umumnya”, tegas Fredy selaku juga pemateri dalam kegiatan peldas CTC waktu lalu. Acara pelantikan CTC akhirnya benar-benar berakhir setelah doa tutup dan kegiatan foto bersama. Namun pelantikan tersebut membuka semangat dan tugas baru bagi anggota CTC yang baru saja dimulai. Sejak muncul di tahun 2007 Congregational Theater Center (CTC) of KGPM terus menunjukan eksistensinya dalam dunia pelayanan rohani lewat pengembangan dan penyaluran bakat orang muda di bidang seni, dalam hal ini seni teater, music dan sastra. Memaknai pementasan teater, baca puisi serta musik sebagai sebuah upaya kreatif dalam ibadah layaknya kualitas sebuah khotbah maka CTC terus membenah dan mengasah diri untuk bekerja memberikan terbaik dalam menyalurkan talenta dari Tuhan. Hal ini juga sesuai dengan filosofi CTC yaitu untuk ‘menjadi surat Kristus yang terbaca’. Dalam melaksanakan pelayanannya, CTC terus mencari orang orang muda yang merasa bahwa talenta seni yang diberikan Tuhan harus dikembangkan bukan dipendam ataupun dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu dalam menyikapi niat orang-orang muda yang sadar akan talenta yang dimilikinya, CTC terus merekrut anggota baru dari sidang-sidang KGPM se-Indonesia. Setelah perekrutan, anggota baru harus mengikuti pelatihan dasar sebagai sebuah ranah untuk lebih belajar memahami soal konteks pelayanan dan seni teater secara teknis maupun filosofisnya. Pelatihan dasar juga menjadi dasar untuk menggali dan mengasah bakat serta minat di bidang seni dalam pelayanan. Sesuai juga dengan Prinsip Dasar CTC maka seseorang dikatakan telah sah menjadi anggota ketika dia telah mengikuti Peldas dan dilantik sebagai anggota sebagai bagian pengesahan yang bersifat organisatoris. Ini mungkin melandasi kegiatan pelantikan CTC diselenggarakan dan pada periode ini dilaksanakan di KGPM Sid. ‘Kalvari’ Lopana Amurang. Salah satu alasan CTC melasanakan pelantikan anggota barunya di sidang tersebut karena ini juga merupakan tujuan kehadiran CTC yaitu untuk bersama beribadah serta melayani jemaat-jemaat kecil yang perlu diberikan perhatian lebih oleh pimpinannya. Mengingat jemaat di Lopana kini hanya terdiri dari beberapa orang saja yang masih merasa memiliki KGPM secara utuh dalam dirinya. Dibalik semangat ber’KGPM di jemaat Lopana, ada sebuah kisah pilu yang tersimpan dalam sejarah jemaat Lopana menurut penuturan seorang tetua jemaat. Dimana di sebuah waktu karena kondisi jemaatnya yang semakin sedikit gedung gereja tersebut pernah ditawar untuk dibeli oleh seorang oknum hamba Tuhan dari sebuah golongan gereja. Namun penawaran ini ditolak secara halus namun tegas oleh salah satu jemaat yang ditawari oleh oknum hamba Tuhan tersebut. Dari kejadian ini dapat ditarik sebuah pelajaran dan kritik bagi kondisi bergereja saat ini. Juga kritik terhadap konteks kekristenan khususnya di daerah ini yang mayoritas memeluk Kristen. Mengapa hal semacam ini perlu terjadi? Apakah dengan kuantitas yang kurang dari sebuah jemaat kita dapat menawarkan sejumlah rupiah untuk gedung serta jemaatnya?. Cerita yang terkuak dalam diskusi dengan jemaat setempat serta dengan memperhatikan kondisi gereja dan jemaatnya, menyiratkan sebuah pesan kepada yang merasa memimpin KPGM untuk lebih lagi memperhatikan aktifitas pelayanannya terlebih ke sidang-sidang kecil. Kerinduan akan hadirnya ‘pimpinan’ ataupun ‘tamu’ dari lingkungan KGPM sangat diharapkan oleh jemaat Lopana. “Torang sangat senang kalo ada orang dari KGPM samadeng ngoni ja datang ibadah sama-sama deng torang. Ngoni so lia to kasiang torang pe kondisi disini bagimana. Kalo boleh rajin ja datang lia kamari pa torang disini, supaya le tu jemaat disini boleh ja panas depe ibadah”, ungkap seorang jemaat KGPM Lopana. Ungkapan itu mungkin terdengar manis dan santun tapi bila ditelaah jauh ke dalam ungkapan tersebut tersirat sebuah kritik tajam terhadap eksistensi pelayanan gereja saat ini terlebih khusus di lingkungan KGPM. Curahan hati jemaat tersebut juga menyuratkan sebuah pesan kerinduan adanya perhatian lebih dari orang-orang yang berada di dalam konteks lingkungan KGPM itu sendiri. CTC sebagai perpanjangan tangan dari KPR PP KGPM mencoba hadir dalam sesuana jemaat seperti itu sebagai sebuah angin segar yang kembali menghembuskan semangat congregasi dalam jiwa jemaat KGPM lewat pelayanannya. Serta sebagai sebuah obor yang memberi aura hangat di jemaat yang merasa kecil dan sendiri ataupun menginginkan nuansa baru dalam peribadatannya. Satu harapan yang pasti bahwa CTC sebagai sebuah kelompok pelayanan alternatif di lingkungan KGPM terus berusaha dalam satu semangat pelayanan untuk menjadi “Surat Kristus Yang Terbaca”.